Saturday 10 December 2011

Aku Nggo biasa - Harto Tarigan


Ula padah ingetndu kerna arih janjinta ndube itingku
Dalani gelah dalan ndu ikutkenlah sura-surana mama ras mami
Atena erdemu kam ras pilihenna
Sibayak mehaga la seri ras aku tiganndu

#
Ula padah ukuri kerna ceda pusuhku ibas kita sirang
Aku nggo biasa ukur picet ertangkel serbut ayam-ayamku
Padanku situbuh bas kalak mesera
Bayaknge silenga ku eteh nanamna..
ugange ndia

Reff :
Morah tuhu-tuhu morah kena morah ateku
tp uga nge kubahan lalit gegeh ku..

tatap nge pusuh ku kena jantung hatiku
tapi singolangisa la senang sibiakndu

*
aku sayang nde iting
sayang selayang pandang...
dia boleh di pandang ..0o0o
tp jangan di pegang.. (2x)

>>>Bujur Ras Mejuah-juah<<<

Saturday 26 November 2011

Kamar 22 - henny manullang


berngi si mbage e aku sisada mata la banci tunduh
kutatap langit-langit rumah e
lengetna e risona e, iluhpe mambur erdire
kamar 22 e mbue man ingeten si la terlupaken
kam kuarapken jadi teman geluhku
nggo lawes nadingken aku
kutimai pe lanai bo mulih

reff:
engkai maka terjadi man bangku sisada
ernin ukurku pe lanai ku percaya
entah kin aku me madin lawes
ngayaki kena gelah jumpa ras kena

oh mama iting tuhu ateku morah
tedeh ateku lanai kel teridah
kataken bangku i ja kin surga e
gelah ku ayaki aku jadi temandu

kamar 22 e ije bena-benana bene kegeluhenku
gendek ukuri nangkeli pengindo
ku ku ukuri kecibalenku
nggeluh kin pe lalit ertina la ras kena
aku sisada kebenen ate ngena

>>>Bujur ras Mejuah-juah<<<

Pusuh Erdilo - Netty Vera br Bangun


Labo Reh Kena kudilo
Kam sijadi rondongku
Ula kam mela-mela
Nd nangindu .. si sada denga
Adina jumpa tendu ras aku
Ula mela-mela
Sada ngenca saratna
Kena anak perana
Adina jumpa tendu ras aku
Ola bimbang rasa
Ula mbuesa cakap
Adi ngena kataken ngena
E…em… e…eeem
La..la..la..la
Mama karo .. Mama birink
Apai pe labo dalih
Mama tigan… mama itink
Apai pe la rendobah
Cirem-cirem saja asam ndu reh ndahi aku
Adi tutus atendu mari gundari saja
e..em..e..e.e.em
la.. la .. la.. la

Sunday 20 November 2011

Taneh Karo Simalem - Tio Fanta br Pinem


kutatap ras ku tulihken
taneh ingan kemulihen
kujamu ras ku kema-kema bage
taneh karo mejile
oh taneh karo simalem
inganta cio cilinggem
oh taneh karo simalem
ingan ta cio cilinggem

[2x]
[meganjang kal beritana
sebelang2 donia
mehat kel kap jelmana kerina
la kel lit si cegirna
oh taneh karo simalem
inganta cio cilinggem
oh taneh karo simalem
inganta cio cilinggem

ikepar lawit siapai kin ndia
kecibalenku kin ndia
kelengkel ateku ia
lalap la erleka-leka
oh taneh karo simalem inganta cio cilinggem


>>>Bujur ras Mejuah-juah<<<

Monday 14 November 2011

Sejarah Suku Karo


Sejarah Suku Karo


Master catur Karo disaksikan dengan seksama oleh para penikmat catur karo
MIGRASI
Pada pra- sejarah terjadi perpindahan bangsa- bangsa  termasuk di Asia  yang khusus ke Indonesia  datang dari  Asia Selatan  dan Tenggara . Percampuran  darah terjadi  antar  bangsa- bangsa tersebut  dengan penduduk  yang telah bermukim  sebelumnya  di Nusantara  ini merupakan  nenek moyang kita  dan pada umumnya  yang mendiami  pesisir  sebagai orang  bahari.
Menurut Versi Karo : Leluhur  hidup  dari menangkap ikan , bertani, berburu, berdagang , mengarungi samudra luas. Hal ini  diceritakan  bersambung hampir setiap malam  di lantai lumbung padi  yang dinamakan ‘Jambur’  dari purbakala  hingga menjelang  tahun 1940  di daerah yang  penduduknya  suku Karo .
Cerita yang bersambung mengenai seluk beluk asal muasal suku Karo , kebudayaan, bahasa dan adat istiadat serta perjuangan  hidupnya  biasanya di namakan ‘Turi- turin  atau Terombo Karo’. Setiap cerita ditayangkan  melalui lagu merdu pada malam hari sampai dini hari selama tujuh malam.
Aku dulu pernah  mendengarkan cerita bersambung itu sebelum  memasuki bangku sekolah. Karena sudah  dilalui puluhan tahun, bisa jadi ada kelupaan  dalam menguraikan  inti sarinya, terutama  pencocokan daerah kejadian saat dipergunakan  pengetahuan umum geografi  dan sejarah  dunia  atau nasional dalam keadaan tertentu  menurut suasana hikayatnya.
Pada pokok hikayat di uraikan  bahwa  nenek moyang  itu datang ke pesisir Indonesia umumnya dan  Sumatera khususnya  yang menurut logat mereka  “reh ku pertibi si la ertepi  enda”  dari dua  “negeri   nini pemena”  yaitu leluhur Pemula, datang dari dari negeri yang disebut  “YUNA ( YUNAN )”  ialah  dari Cina Selatan dan Asia  Tenggara  serta  “BARAT” yakni Asia Selatan (India , Pakistan, Banglades, dan lain- lain).
Yang datang dari  negeri “Yuna” itu  masih tergolong  “animisme” atau “agama pemena”, sedangkan yang bersal dari “Barat”  sudah beragama, yaitu agama Budha. Suku- suku bangsa pesisir  yang saling  bercampur darah  (perkawinan)  sesamanya  inilah  merupakan nenek moyang  suku  Karo  setelah kelak  masuk  ke daerah  pedalaman (Pembauran).
PEMUKIMAN DATARAN TINGGI  KARO  
Leluhur kita yang  yang bermukim disepanjang  pesisir Sumatera  berkembang  memeluk  kepercayaan  yang beraneka ragam yaitu  animisme, Budha, Hindu, dan lain lain, sebelum maupun sesudah  berdiri  Negara Nasional I (Kedatuan Sriwijaya) dan  Negara Nasional II (Keprabuan  Majapahit) antara abat VII- XVI.
Karena pekerjaan nenek moyang kita  selaku kaum  bahari dan pedagang, maka sudah jelas merekapun bergaullah  dengan orang asing  yang memeluk pelbagai agama, termasuk  Muslim, sehingga kian lama makin banyaklah agama yang dianut penduduk.
Perbedaan agama pun tak dapat dihindahkan. Yang dalam turi- turi Karo diceritakan bahwa dalam  satu keluarga mungkin terdapat dua atau atau beberapa kepercayaan yang berlainan, antara satu dengan yang lainnya. Begitu juga bangsa asing yang memeluk pelbagai macam agama datang ke Indonesia untuk berdagang sambil menyiarkan agamanya masing- masing. Selain  membawa keagamaan juga  mengenai kebudayaan yang mempengaruhi tata kehidupan pendududk.
Demikianlah seorang  pedagang Venesia benama Marcopola pada tahun 1292 telah menyaksikan perkembangan pesat penyiaran agama Islam  didaerah Aceh yaitu  Samudera Pasai dan Peureulak. Pada tahun 1345, menutut Ibnu Batulah, sudah mapan benar agama Islam sebagai anutan  penduduk Di Samudra Pasai, yang keterangannya ini diperkuat pula oleh musyapir Cina bernama Ceng Ho, yang berkunjung ke daerah tersebut tahun 1405.
Menurut versi karo, pada masa- masa itulah terjadi perubahan tata kemasyarakatan yaitu kaum yang tak hendak memeluk agama Islam membentuk kelompok – kelompok . Lalu berpindah ke daerah pedalaman meninggalakan sanak keluarga yang telah  mayoritas beragama Islam. Kemudian agama  Islam meluas berkembang sepanjang pesisir; terutama dalam pemerintahan Sultan Iskandar Muda (1607 – 1636).
Kemudian maka terjadilah apa yang dinamakan “Mburo Bicok Pertibin”, yaitu mengadakan pengungsian secara besar- besaran  dengan bertekad untuk tidak akan kembali lagi ke negeri asal buat selama- lamanya. Diceritakan pada masa itu hutan raya di daerah pedalaman belum dihuni  oleh manusia .
Bahasa “kita” ialah cakap melawi — , yang kemudian  berubah seperti yang sekarang ini. Perubahan bahasa  terjadi akibat peroses pembauran melalui puak- puak yang saling mempengaruhi satu dengan lainnya dalam kehidupan adalah logis. Sebagian mereka yang masuk kepedalaman dari arah pantai Timur maupun dari arah pantai Barat, pulau Sumatera.
Mereka yang tertinggal adalah sudah memeluk agama Islam dan hijrah tidak hendak memeluk Islam. Perjalanan memasuki rimba hutan  belantara itu, sangat sukar, perlu ada pemimpin atau Panglimanya. Mereka masuk dan  beranggapan bahwa ditempat yang dituju itu religinya/kepercayannya itu akan aman dilanjutkan sebagai warisan nenek moyangnya.
Diketahui  dalam hikayat bahwa  pemeluk Islam, selalu mangadakan pendekatan dengan saudara-saudaranya yang kini berada di wilayah  pegunungan  dan bergaul saling berkunjung, akhirnya, kaum yang tadinya mempertahankan kebiasaan memuja religi nenek moyangnya itu pelan-pelan  ditinggal mereka dan mereka memeluk Islam. Atau diam- diam status quo, sementara menimbang- nimbang mana patut dilanjutkan dan mana patut diterima, atau ditolak.
Selanjutnya perjalanan yang  sedemikian jauhnya yang disebut ke-dataran tinggi dinyatakan sebagi “taneh tumpah darah”  yang baru kemudian di berikan nama “TANAH KARO SI MALEM”
PERTIBI PERTENDIN MERGA SI LIMA SI ENGGO KA REH IBAS  DESA SI WALUH  NARI
“Tanah Karo Si Malem”  artinya : peryataan bahwa tanah tumpah darah yang baru itu nyaman, hidup atau mijati, akan dipertahankan selamanya. Pertibi Pertendin Merga Silima artinya: Dibata yang telah menetapkan daerah ini untuk pemukiman kaum yang LIMA MARGA terdiri dari  : Karo- Karo , Ginting, Sembiring, Tarigan , Perangin- angin.
“Sienggo ka reh ibas desa siwaluhn nari” artinya: untuk jangka waktu yang lama  tak henti- hentinya datang rombongan pengungsi dari segala penjurui mata angin (delapan  penjuru) kedataran tinggi, sehingga menjadi buah bibir setiap ada rombongnan  terlihat  datang dari pesisir, terucaplah  kata- kata, enggo ka reh… enggo kalakreh enggo kalakreh…( Kareh ) kemudian berubah sebutannya kalak reh, kareh … kare,  Karo , menjadi … KARO, yang artinya  kalak= orang . reh = datang, Karo = orang datang.
Artinya menjadi; orang yang datang sengaja mengungsi  untuk mempertahankan religinya/ kepercayaaannya. Mereka datang dan mengharukan, sebab perjalan mereka itupun jauh, lebih kita terharu, KALAK  AROE = KARO  Mereka itu melanglang, berani, harus keras hati, mandiri, budi luhur tetapi suka bermusyawarah dan mau menerima atau tidak kaku.
Terlihat dalam perkembangannya Merga Karo- Karo, Perangin-angin , Sembiring sebelum berangkat meninggalkan leluhurnya di “Barat” tempo dulu sudah memiliki Indentitas berupa Merga dan Cabang  Merga ,seperti Merga Ginting  dan Merga Tarigan  bersasal dari YUna (Wilayah Selatan ; bahkan ada hubungan atas serangan Mongolia dari utara Jengis Khan  dsb).
Jatidiri berupa “Merga” telah disandang turun temurun. Oleh karena itu sekalipun kelompok itu baru tiba akan mendapat kemudahan untuk mengelompokkannya sesuai Merga yang disebutkan orang yang baru datang. Di Suku Karo hanya ada LIMA MARGA, dan memiliki cabang untuk setiap marga. Sekalipun ada cabang-cabang tiap Marga, tapi tidak terlalu banyak, tidak mencapai ratusan jumlahnya keseluruhannya. Keseluruhan cabang Merga Silima hanya ada 75 cabang.
Meneliti sejarah maka pemukiman orang Karo di dataran tinggi diperkirakan pengungsian awal sekitar tahun 1350-an dan terbanyak tatkala pemerintahan Sultan Iskandar Muda tahun 1660-an sehingga disimpulkan bahwa sudah ada orang Karo tahun 1300-an.
Orang Karo yang datang dengan rombongan tepo dulu ke hutan rimba raya tidaklah besar, sekalipun persyaratannya berangkat “KUH SANGKEP SITELU ” yaitu Kalimbubu,Senina, Anak Beru . Contohnya dalam cerita  bahwa rombongan KARO mergana , berangkat dari LINGGA RAJA menuju  dataran tinggi, sampailah di puncak “Deleng Penolihen” yaitu pegunungan antara “Tiga Lingga – Tiga Binanga” terpaksa di tunda perjalannya. Sekalipun jumlah rombongan sebelas, tetapi tertinggal anak beru-nya Perangin- angin mergana. Terpaksa di jemput lagi kearah asal atau memberi gantinya sebagai  “anak beru”.
Terpenuhilah syarat tadi , tiba mereka disuatu lokasi dan mendirikan “KUTA LINGGA PAYUNG”. Sejak itu nama bukit barisan diantara  Karo – Dairi disebutkan oleh  orang Karo “Deleng Kuh Sangkep”. Setiapa orang Karo mesti dapat dimasukkan dalam salah satu diantara lima marga   tersebut diatas, sebab barang siapa yang yang tidak hendak memakai indentitas demikian, tidak akan diakui sebagai “Kalak Karo” yang dinamakan “nasap tapak nini”, misalnya, banyak dahulu terjadi  orang yang “tercela ahlaknya ” di desanya lalu merantau ke-negeri lain tanpa mejunjujung tinggi merganya atau menggantinya, orang yang memeluk agama Islam dengan menghilangkan indentitasnya itu seraya mengaku orang Melayu  kampung atau “kalak Maya- Maya” terutama di Karo Jahe ” dan lain- lain .
Tetapi sebaliknya setelah terbentuk SUKU KARO, dahulu ada orang dari suku lain sekalipun yang oleh sebab misalnya, mengadakan perkawinan dengan orang Karo bisa diterima Bermerga atau memiliki Beru pada salah satu merga diantara yang lima tersebut. “Merga” ialah indentitas pria yang diturunkan terhadap putrinya akan dinamakan “beru”. Beru adalah indentitas wanita yang diturunkan terhapa putra – putrinya umpamanya , beru Karo, diturunkan kepada putra putrinya dengan sebutan bere- bere  Karo.
Semua indentistas tersebut merupakan lambang suci yang dalam bahasa Karo dinamakan “Tanda Kemuliaan” yang gunanya untuk menghitung berapa tingkat keturunan telah berlangsung merga bersangkutan hingga dirinya sendiri sejak dari nenek moyang yang dahulu berangkat dari negeri asalnya ” yaitu (Barat) bagi keturunan Karo-  Karo , Perangin- angin dan Sembiring, sedangkan  “Yuna” untuk Ginting serta Tarigan.
Hitungan jumlah tingkat keturunan itu dinamakan “Beligan Kesunduten Nini Adi” yang dahulu turun temurun diceritakan sehingga tahulah sesorang akan asal usul dan  nenek moyangnya. Putra-Putri yang seketurunan pantang mengadakan  kawin  mawin sesmanya, sebab indetitasnyaq akan sama buat selama- lamanya, kendatipun dengan memakai “Sub Merga”,yaitu “nama khusus ” yang diciptakan berdasarkan keluarga tertentu dalam suatu desa dan atau sesuatu peristiwa dahulu yang merupakan aliran darah khas pula ,namun harus tunduk kepada pokok merga ,Merga Silima.
Jadi orang Karo terbentuk dari bermacam- macam suku atau puak bangsa yang oleh pengaruh lingkungan daerahnya membentuk watak, adat istiadat dan masyrakatnya yang tertentu yang  mempunyai perasamaan serta perbedaaan dengan suku- suku bangsa Indonesia  lainnya, namun bersifat “mandiri” dalam arti sejak dahulu bebas merdeka mengatur pemerintahannnya.
Akan tetapi karena Tanah karo merupakan daerah pedalaman yang tidak akan dapat berswasembada dalam segala hal akan kebutuhan hidupnya, maka terpaksa jugalah mereka mengadakan hubungan dengan  “suku”  atau  “bangsa lain” terutama mengenai bahan makanan seperti garam  yang disebut “Sira”
Mereka langsung menyebarkan penduduknya keluar batas dataran tinggi karo yang berguna sebagai daerah pengubung dan penyangga serangan dari luar yang menurut logat mereka dinamakan “Negeri Perlanja Sira Ras Pulu Dagang ” yang kini daerah- daerah tersebut ialah  Aceh Tenggara , Dairi, Tapanuli Utara, Simalungun, Asahan, Deli Serdang, dan Langkat.
Pulu dagang ialah pedagang yang membeli garam dan lain lain di pesisir seperti di Langkat, Deli Serdang, Asahan , dan Singkel yang di angkut ke ‘Taneh Pengolihen – Tanah Karo ” oleh satu rombongan manusia yang diberi nama julukan Perlanja Sira, meski ada juga mempergunakan  “Kuda Beban” sebagai alat pengangkutannya. Setiap rombongan  perlanja Sira  dikawal oleh pasukan bersenjata, sebab waktu itu di Deleng Kuh Sangkep (nama bukit barisan yang terletak di  bagaian selatan Tanah Karo) maupun di Deleng  Merga Silima  (nama Bukit Barisan dibagian datyaran tinggi Karo) banyak penyamun serta binatang buas.
Untuk nmengenal kawan dipailah kata “sandi atau kode” di pegunungan sebelah utara  tanah Karo setiap berpapasan dengan rombongan manusia lain diucapkan “Merga” yang kalu kawan menjawab..”Si Lima”  yang dilanjutkan dengan. Taneh Pengolihen yang dijawab teman “Karo Simalem” bila mana tidak sesuai  jawabnya dianggap  “musuh”, demikian sekelumit ceritanya  maka nama  pegunungan yang puncak- puncaknya antara lain gunung Sinabung- Sibayak dinamakan orang  Karo deleng Merga silima.
Sumber: Akun Facebook Ngajarsa Sinuraya Bre Bangun

Sekilas tentang Arsitektur Rumah adat Karo..


Rumah Adat Karo Sepuluh enem jabu i Kabanjahe simerupaken Rumah Sebayak Kabanjahe tahun 1923.Rumah Adat Karo Sepuluh enem jabu i Kabanjahe simerupaken Rumah Sebayak Kabanjahe tahun 1923.












Rumah adat Karo bertingkat dengan arsitektur yang cukup menakjubkan
Rumah adat Karo bertingkat lima 

Sunday 13 November 2011

JOMBLO


jomblo (Anta Prima g)


INTRO : GDCGDCDGDCGDCDG
CD


G C D G
ku ugur batang galiman,kupilihi ndube buah na
C D G
si meratah seh nge piherna,si megersing nggo erbarnga..
AM D G
enggo rusur erteman2,lalap la jumpa ateku ngena
AM D G
nde nangin seh nge jegirna,nde biring mbue rondong na//
C D G
jombloo..jomblo..pangen aku jomblo..
EM C D C
asangken lolo arih lalap lolo...


##
sinik2 beras piari ,buah caba itaneh tuhur
ersuli tualah pirang,kusuanken iteruh buluh..
nggo keri bekas encari lalap la dat si baGi ukur..
nde karo si mindo sirang,nde tigan pe selingkuh..
jombloo..jomblo pangen aku jomblo..
asangken lolo arih lalap lolo...


reff ::
GD
mbelang taNeh ku siar2..
C AMDGEM
ndaram2i sibiaK bapa...pengalamen me kuban ingan erlajaR..
DC
sekalak ningen bergehen,2 kalak tempa ngisahen..
AM DG
kuja ndia tedeh ku e ku endeskeen..
CG EM
kitik2 muarku massrkisa pangen peltep ngasang meruah..
AM DG
tahan ken na nge ndube si gantung buah...
CG
kitik2 mama ginting indah,kalak metami ningen perkuah,
EM AM D G
apai nge ndia kena sir ate morah...
DCD
jomblo2...pangen ngejomblo ari...


asangken lolo arih2 lalap lolo..


madin sisaada pangen sisada arih..
asangken lalap jadi korban ate ngena...


intro ::


back to :: # ,Reff

Wednesday 9 November 2011

Perik Pengaci - usman G


Perik Pengaci (usman G)

intro :: cm A#  G# a# cm a# c  A# C A# c G# A# c  G#c A#  C G# G


c A# G#
surut2 naring ma ginting enda,nungkuni kena si ateku ngena.
A# cm
nginget rananndu bangku lalit torosna
A# G#
kulebuh kena payo ngaloi,tp rananndu la terburihi..
A# cm
hangke si megi2 ku kelengi..

#
A# cm A# cm
rukur ras eanaktangaktangaki juma tempa la erkedungen..
A# cm A# cm
rukur jelma si natap2 kena,ukur ndu la erkesehen

reff ::
D# A# aM# D#
nde biring ku sayang,la ku pandangi..
A# D#
ranan ndu ena agi..gia la mehuli..
cm A# cm
ku eteh nge perik pengaci mbacar nami2..
A#
ku angka nge nde bulung lateh la terdeheri
cm A# cm
mAdin suruti asa ni deheri..
cm A# cm
madin suruti kena asa ni rondongi..

INTRO ::
G#  G cm  A#  G#  A#  cm A# cm  A# cm  A#  cm  G#  A#  cm  G#  A#  cm  G# G cm

A# G#
ku lebuh kena payo ngaloi tp ranan ndu la terburihi
A# cm
hangke si megi2 ku kelengi..

back to :: # , reff
mAdin suruti asa ni deheri..
madin suruti kena asa ni rondongi 3x

>>>Bujur ras mejuah-juah<<<

Friday 4 November 2011

Mejuah-juah


mejuah-juah kita kerina nande bapa mulia
rikut ken tuah sangap karina nangtang singalah-ngalah
rikutken tuah sangap kerina nangtang
ibas kita pulung pulung metunggung arihta pe ola rayung
singuda denga ras simetua nangtang kerina rogana
singuda-nguda ras anak perana lampas jumpa atena ngena

reff : 
nampe rejeki bage
kini malemen bage
nese mesui ate
ras kitik ukur bage
ngayo tendinta njujuri dibata berena sangap man banta
ngayo tendinta njujuri dibata berena sangap man banta

ibas kita pulung pulung metunggung arihta pe ola rayung
singuda denga ras simetua nangtang kerina rogana
singuda-nguda ras anak perana lampas jumpa atena ngena

reff:
nampe rejeki bage
kini malemen bage
nese mesui ate
ras kitik ukur bage
ngayo tendinta njujuri dibata berena sangap man banta
ngayo tendinta njujuri dibata berena sangap man banta

Wednesday 2 November 2011

Lampas Tayang


Lampas Tayang

Terbegi sora bulung bulung erdeso
Ibabo makam pahlawan si lino
Bangun na sora serko me do do
Cawir cere sorana mido-ido
Cawir cere sorana mido-ido
Merari dipul meseng kuta nta ndube
Iluh silumang ras si balu balu erdire dire
Sora ndehereng erpereng e renge ate
Kinata ngayak-ngayak merdeka ndube
Kinata ngayak-ngayak merdeka ndube
Emaka la tangerlah sincikep layar-layar
Ola kam merangap turang
Dingen ola kena erjagar-jagar
Kesah ras dareh kel ndube tukurna
Merdekanta enda
Ola lasamken pengorbanan bangsa nta
Ola lasamken kal bangsanta
Enggo kap megara lau lawit
Ban dareh simbisa nta
Enggo megersing lau paya paya
Ban iluh tangista
Eggo me kap gelap langit
Perbahan cimber meseng kutanta ndube ...
Kinata ngayak-ngayak merdeka kita
Kinata ngayak-ngayak merdeka kita
Enggo min dage temanta si enggo cempang
Didong doahken anak si tading erlumang
Keleng ras dame atenta sada karang
Em pertangisen kalak lawes erjuang
Em pertangisen kalak lawes erjuang
Terbegi sora bulung bulung erdeso
Cawir cere sorana mido-ido
Cawir cere sorana mido-ido


lagu ini pas ku dengerin di radio online membuat saya penasaran dan saya mencari-cari n kebetulan dapat hanya lirik nya,.,
nanti saya akan coba cari lagu nya dan semoga bisa langsung di share..
bujur..




>>>Bujur Ras Mejuah-juah<<<

Mulihlah kam bayu - Untung Purba


Mulihlah kam bayu..
voc : Untung Purba


Lupaken ningen laterlupaken agi
Kena nge lalap bas tangkelenke turang morah ate..
Inget-nginget ningen,lit denga nge ndia rorat na
Kena pe lalap la erbarita ndekah kesirangen nta..
Tedeh seh kel tedeh ku..
Tedeh ku kena nangin nande nangin ku

Reff:
Kena ku inget agi..suari ras berngi..
Laterbuali agi..kenang ibas nipi..
La tersasapken agi..Kam arah pusuhku..
Kutimai nge kena asa ngasubku..
Ku arapken bayu kemulihenndu..
Mulih gelah2 kam bayu..

Back to : reff
Mulih gelah2 kam bayu (3x)


>>>Bujur ras Mejuah-juah<<<

Monday 31 October 2011

Gundaling Berastagi


gundaling berastagi lau kawar inganta ndube gawah-gawah
seh ka menda wari sabtu malam minggu kuinget kena nande ginting
ndekah lah gia pagi kutimai kerehenndu mesayang
suratndu lah gia pagi ikirimkenndu nambar-nambari ateku tedeh
gundari kam nggo ndauh pekepar
lawit simbelang nirangken kita duana
i kota bogor aku sekolah nindu agi
tutus erlajar inget kel aku ningku man bandu

>>>Bujur ras Mejuah-Juah<<<

KENANGEN DANAU TOBA - Scorpio Sembiring


Terbayang kel aku rusur nande bayang
Sangana kita gawah-gawah ku Danau Toba
Siboncengen kel ndube kita duana gingku
Ngalur ngalur tekongen dalan si nggedang
Terpaksa kita erberngi teruh cemara
Perbahan mogok keretanta la terpekena
Sitatapen kel ndube kita duana agingku
Bayangken merawa pagi mama ras mami
La kel ndube kusangka minter kel kena lupa
Lawes kel ndube kena njabuken bana
Lange tande bulanna kita mulih I danau nari
Erjabu kam ras pilihen orang tuandu
Piahna tading me aku termampa-mapa angingku
Bagi nurung pulahi I tengah mbal-mbal
Gundari ma biringndu lawes erlajang
Kutatap tare turang lawit si mbelang
Mulih-mulih kel kuinget kenangen masa erteman
Sada berngi kel kita duana I Danau Toba

>>>Bujur Ras Mejuah-juah<<<

Saturday 29 October 2011

Numpah Padan - Alan Dani Sitepu


gelahna ula numpah padanpagi aku
kirim suratndu sekali nari
gelahna ula balas dendam pagi aku
tenahken aku sekali nari
bagem nina ukurku nande nangin
bagem me ibas pusuhku
bagem kata sorangku kusayangi
bagem me nina ukurku
lang adi aku nde nangin
kena ateku temanku arih
lang adi aku kusayangi
lanai bo kam tersambari aku
gelahna ula pagi teriluh aku sisada
kirim gambarndu sekali nari
gelahna ula pagi ngerana aku sisada
tenahken aku sekali nari
bagem nina ukurku nande nangin
bagem me kelengi aku
bagem ibas pusuhku nde nangin
bageme sampati aku